Pages

Minggu, 29 Mei 2011

Teknik Radiografi



Pengertian: Cara pencitraan menggunakan gelombang pendek dan energi yang tinggi, dalam hal ini sinar-x.
Dalam radiografi terdapat istilah-istilah dalam system pencitraan, istilah-istilah menjelaskan masing-masing proses. Berikut istilah-istilah tersebut.
Posisi Pasien
Letak atau kedudukan pasien secara keseluruhan yang perlu diatur dalam suatu pemeriksaan radiografi. Pasien ditempatkan antara tabung roentgen dengan film. Bagian tubuh yang akan difoto harus ditempatkan sedekat mungkin dengan film. Berikut posisi dasar/ posisi umum yang dikenal :
1.       Erect
Pasien dalam keadaan berdiri
a.       Antero-posterior (AP) : Sinar-x terlebih dahulu mengenai aspek anterior dari tubuh pasien kemudian mengenai aspek posterior. Pasien ditempatkan menghadap ke arah dari mana datangnya sinar-x ( membelakangi kaset)
b.      Postero-anterior (PA) : Sinar-x terlebih dahulu mengenai aspek posterior dari tubuh pasien kemudian mengenai aspek anterior. Posisi PA ini terutama digunakan pada pemotretan paru-paru dan jantung pada orang dewasa; sedangkan pada anak-anak karena belum bisa mengikuti perintah maka dibaringkan saja di atas meja pemeriksaan dengan menghadap tabung roentgen.
2.       Recumbency
Pasien dalam keadaan baring pada saat eksposi. Arah sinar tegak lurus terhadap tubuh penderita. Penderita dapat baring dalam keadaan :
a.       Supine : Pasien dalam keadaan terlentang
b.      Prone : Pasien dalam keadaan telungkup
3.       Lateral
Pasien dalam keadaan miring 90° baik baring maupun berdiri.
a.       Lateral Kanan : Bagian kanan tubuh pasien ditempatkan di dekat film, sedangkan sinar dating dari kiri tubuh pasien tegak lurus bidang film
b.      Lateral kiri : Bagian kiri tubuh pasien ditempatkan dekat/menempel pada film, sedangkan sinar dating dari kanan
4.       Oblique
Pasien dalam keadaan miring kurang dari 90°.
a.       Right Anterior Oblique (RAO) : Arah sinar membentuk sudut terhadap bidang sagital tubuh, dengan aspek depan tubuh yang mendekati/menempel pada film. Kecuali bila sudah ditetapkan besarnya sudut oblique, maka biasanya sudut yang dibentuk oleh sinar-x besarnya 45°
b.      Left Anterior Oblique (RAO) : Bagian kiri depan tubuh pasien dekat/menempel dengan film
c.       Right Posterior Oblique (RPO) : Bagian kanan belakang pasien dekat/ menempel dengan kaset
d.      Left Posterior Oblque (LPO) : Bagian kiri belakang pasien dekat/ menempel dengan kaset

5.       Decubitus
Pasien dikatakan dalam posisi decubitus ketika pasien baring lateral dengan arah sinar AP/PA
a.       Right Lateral Decubitus (RLD) : Pasien berbaring pada sisi kanan badannya, sinar datang dari aspek anterior/posterior secara horizontal  dengan film diletakkan pada aspek tubuh yang berlawanan dengan arah datangnya sinar-x
b.      Left Lateral Decubitus  (LLD) : Pasien berbaring pada sisi kiri badannya, sinar datang dari aspek anterior/posterior secara horizontal dengan film diletakkan pada aspek tubuh yang berlawanan dengan arahnya sinar-x

Posisi Objek
Letak atau kedudukan dari sebagian tubuh pasien yang akan diperiksa dalam suatu pemeriksaan radiografi. Berikut istilah-istilah dalam pemposisian objek
1.       Fleksio : Gerakan melipat sendi
2.       Ekstensio : gerakan meluruskan/membuka sendi
3.       Endorotasi : Gerakan memutar sendi ke arah garis tengah tubuh (medial)
4.       Eksorotasi : Gerakan memutar sendi ke arah tepi tubuh (lateral)
5.       Adduksi : Gerakan merapatkan ke tubuh
6.       Abduksi : Gerakan menjauhi tubuh
7.       Inspirasi : Kegiatan menarik nafas
8.       Ekspirasi : kegiatan menghembuskan nafas
Pengaturan Sinar
1.       Focus Film Distance (FFD)/ Source Image Distance (SID)
Jarak antara fokus sinar-x dengan film
2.       Central Ray (CR)
Pusat dari berkas sinar yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi. Merupakan garis lurus di tengah berkas sinar yang menunjukkan arah sinar tersebut. Adapun istilah-istilah dalam Central Ray adalah :
Ø  Antero-posterior : Arah sinar dari depan ke belakang tubuh
Ø  Postero-anterior : Arah sinar dari belakang ke depan tubuh
Ø  Dorso-ventral : Arah sinar dari punggung tangan ke telapak tangan
Ø  Ventro-dorsal : Arah sinar dari telapak tangan ke punggung tangan
Ø  Caudo-cranial : Arah sinar dari (tulang) ekor ke kepala
Ø  Cranio-caudal : Arah sinar dari kepala ke (tulang) ekor
Ø  Dorso-plantar : Arah sinar dari punggung kaki ke telapak kaki
Ø  Planto-dorsal : Arah sinar dari telapak kaki ke punggung kaki
Ø  Infero-superior : Arah sinar dari bagian bawah ke bagian atas tubuh
Ø  Supero-inferior : Arah sinar dari bagian atas ke bagian bawah tubuh
Ø  Latero-medial : arah sinar dari tepi ke tengah tubuh
Ø  Medio-lateral : Arah sinar dari tengah ke tepi tubuh
Ø  Translateral : Arah sinar dari tepi tubuh ke tepi tubuh lainnya
Ø  Axial : Arah sinar ke poros sendi, atau arah sinar membentuk sudut
Ø  Tangensial : Arah sinar membentuk garis singgung terhadap objek
3.       Center Point ( CP)
Titik pusat pada berkas sinar-x
Faktor Eksposi
1.       Faktor kV (kilovolt)
kV atau tegangan tabung adalah perbedaan tegangan antara anoda (+) dan katoda (-), dimana bila kV makin tinggi maka sinar-x yang dihasilkan akan mempunyai sifat daya tembus (energi penetrasi, fotonnya) yang makin besar, dengan panjang gelombang yang makin pendek.
2.       Faktor mA (miliampere)
mA merupakan satuan arus tabung, dapat diukur dengan Ampere-meter yang dapat diatur pada table control. Arus tabung ini menentukan banyaknya sinar-x yang terbentuk.
3.       Faktor s (second)
s (second) adalah lamanya waktu eksposi. Lamanya waktu eksposi diukur dalam s (second). Waktu eksposi ini menentukan pula banyaknya sinar-x yang terbentuk. Makin lama eksposi maka makin banyak sinar yang terbentuk, sehingga pada pemotretan sering digabung menjadi mAs. Makin besar nilai mAs, berarti makin banyak sinar-x yang terbentuk dan sebaliknya.

0 komentar:

Posting Komentar